Berita

Cara Menyetel Sistem Pengeras Suara Langsung (Live Sound)

2025-05-29
   Menghadapi sistem rekayasa yang begitu kompleks dan besar, hampir tidak mungkin untuk menggambarkannya secara sederhana. Hari ini kami hanya akan menjelaskan secara singkat beberapa langkah dasar dalam dua bagian utama penyetelan sistem pengeras suara langsung: penyetelan sistem analog tradisional dan penyetelan suara. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang tertarik di bidang pengeras suara. Jika ada kekurangan dalam konten, silakan beri tahu kami di komentar untuk dikoreksi.
   Tentang Penyetelan Sistem
   Langkah Pertama: Penyetelan Level Sistem Awal
   1. Pemeriksaan Jalur
   Periksa sambungan jalur dengan cermat sesuai diagram sistem, pastikan semua jalur berfungsi normal.
   2. Pengaturan Status Awal Perangkat
   Setel input amplifier ke minimum, setel semua kenop input/output perangkat pendukung (peripheral) ke posisi 0 desibel atau posisi tengah. Nyalakan perangkat secara berurutan dari depan ke belakang (pre-amp ke power amp, power amp belum dinyalakan dulu). Setelah memastikan semua perangkat menyala normal, nyalakan amplifier.
   3. Pemeriksaan Awal Status Sistem
   Saat ini, naikkan gain amplifier secara wajar, putar CD yang familiar, atur level input mixer ke posisi yang kurang lebih normal. Dorong fader mixer perlahan, dengarkan apakah suara yang keluar dari speaker normal, apakah terdengar distorsi. Jika tidak normal, segera matikan dan periksa.
   4. Pengujian Polaritas Speaker dan Sistem
   Setelah sistem kurang lebih normal, nyalakan semua perangkat, setel level amplifier ke maksimum, turunkan fader output mixer. Sambungkan generator penguji polaritas ke saluran input mixer, nyalakan generator dan atur output gain serta input gain mixer sehingga meteran mixer menunjukkan 0 desibel. Dorong fader output mixer perlahan hingga terdengar suara "dengung" dari speaker dengan tingkat kebisingan yang cukup (jika tidak cukup keras, hasil pengujian terkadang tidak akurat). Gunakan detektor penguji polaritas untuk memeriksa apakah setiap speaker sefase atau sesuai dengan deskripsi manual speaker. Saat menguji, sebaiknya matikan speaker lain untuk menghindari gangguan. Lakukan pengujian satu per satu untuk akurasi. Jika ada yang tidak normal, periksa apakah kabel speaker terbalik atau apakah ada kabel sistem yang terbalik fase. Putar balik atau ganti kabel kemudian uji lagi.
   5. Penyetelan Fase
   Jika menggunakan kombinasi subwoofer (frekuensi sangat rendah) dan speaker full-range, karena adanya sistem pembagi frekuensi (crossover) dan perbedaan posisi pemasangan, mungkin terjadi interferensi frekuensi silang atau masalah fase akibat perbedaan waktu tunda (delay), sehingga diperlukan penyetelan fase. Sambungkan generator noise pink ke saluran input mixer, atur level ke posisi normal. Letakkan mikrofon penguji polaritas di tengah ruangan, pada posisi segitiga sama sisi dengan speaker. Dorong fader output mixer, periksa pada layar analisa spektrum apakah ada lembah (dip) di sekitar frekuensi crossover antara speaker full-range dan subwoofer. Jika ada, naikkan band equalizer yang sesuai. Jika tidak bisa dinaikkan, berarti ada masalah fase. Masalah fase akan langsung memengaruhi kualitas suara dan tidak dapat diselesaikan dengan equalizer. Untuk mengatasi masalah fase, perlu menyetel sudut fase pada crossover atau waktu tunda antar speaker. Saat menyetel, perhatikan tampilan analisa spektrum. Pertama, sesuaikan sudut fase pada crossover frekuensi rendah, lihat apakah ada perbaikan. Jika ada, tentukan nilai terbaik kemudian sesuaikan waktu tunda. Penyetelan waktu tunda tergantung kondisi lapangan. Jika subwoofer lebih dekat ke area duduk, maka subwoofer perlu diberi delay. Sekali lagi, lihat kurva pada layar analisa spektrum, atur waktu tunda agar kurva serata mungkin. Minimalkan interferensi fase.
   6. Equalisasi Frekuensi
   Setelah melakukan penyetelan di atas, selanjutnya perlu menyetel kurva respons frekuensi sistem. Letakkan mikrofon penguji analisa spektrum di satu posisi di area duduk, putar sumber suara noise pink, amati tampilan analisa spektrum. Gunakan equalizer untuk memperbaiki area yang cacat. Pindahkan mikrofon penguji ke beberapa tempat berbeda, ubah posisi beberapa kali, atur equalizer berulang kali sehingga kurva respons frekuensi di setiap area serata mungkin.
   7. Menyetel Perangkat Pengendali Dinamis
   Perangkat pengendali dinamis umumnya adalah kompresor/pembatas (compressor/limiter). Jika comp/limiter dihubungkan secara seri dalam sistem, biasanya berfungsi sebagai pelindung sistem, sehingga terutama menggunakan fungsi pembatas (limiting). Sesuai kebutuhan pribadi, di sini hanya akan dijelaskan salah satu metode penyetelan comp/limiter. Set comp/limiter ke bypass (BYPASS), setel input gain dan output gain ke 0 desibel, rasio kompresi (compression ratio) setel ke "tak terhingga" (infinity). Kemudian kirimkan sinyal noise pink dari mixer, dorong perlahan. Amati lampu indikator level input amplifier. Setelah lampu indikator kliping (CLIP) menyala, sambungkan comp/limiter. Atur kenop threshold (start level) sehingga lampu indikator kliping pada amplifier padam. Kemudian naikkan output mixer sebesar 6 desibel atau hingga lampu indikator level output mencapai +6 desibel. Setel sedikit lagi threshold sehingga lampu indikator kliping pada amplifier baru mulai berkedip. Sampai di sini, penyetelan level sistem selesai. Penyetalan warna suara (timbre) dan pemrosesan efek (termasuk efek, exciter, dll.) diserahkan sepenuhnya kepada teknisi audio (sound engineer). Tentu saja, dalam proyek audio, ini biasanya juga ditangani oleh teknisi dari perusahaan audio.
   Langkah Kedua: Menghindari Umpan Balik (Feedback) dan Penyetelan Warna Suara Mikrofon Vokal
   1. Sistem Monitor
   Setel level satu mikrofon sesuai metode Langkah Pertama, tanpa pemrosesan equalisasi saluran mikrofon di mixer, fader saluran mixer pada posisi 0 desibel (dengan asumsi sinyal monitor panggung diambil dari output auxiliary/AUX pasca-fader). Letakkan mikrofon di posisi utama di panggung, nyalakan master output AUX, naikkan level output perlahan. Setelah mikrofon menyebabkan umpan balik pada frekuensi tertentu, sesuaikan sedikit kenop AUX sehingga umpan balik stabil pada level kebisingan tertentu. Kemudian atur kenop band yang sesuai pada equalizer untuk menghilangkan umpan balik pada band frekuensi tersebut. Lanjutkan menaikkan level, setelah muncul umpan balik pada band frekuensi lain, atur lagi equalizer untuk menghilangkannya, dan seterusnya. Setelah fader output mixer atau kenop AUX disetel ke posisi normal (misalnya 0dB) dan mikrofon tidak lagi menghasilkan umpan balik, berarti penyetelan selesai. Kembalikan fader mixer ke posisi awal. Metode ini digunakan untuk menemukan titik umpan balik/resonansi yang mudah terjadi di dalam ruangan. Kemudian turunkan level saluran mikrofon secara wajar, mintalah seseorang naik ke panggung dan berbicara ke mikrofon, lalu naikkan volume mikrofon perlahan ke posisi normal. Jika masih ada umpan balik, hilangkan lagi dengan equalizer. Poin penting: Kendalikan level dengan baik, biarkan umpan balik muncul dan stabil pada level tertentu, baru kemudian disetel agar lebih akurat. Lakukan perlahan, jika tidak, sulit menemukan titik umpan balik yang benar satu per satu. Titik resonansi dalam ruangan umumnya ada 5-6 titik. Jika titik umpan balik terlalu banyak, periksa apakah penempatan speaker sudah tepat.
   2. Sistem Utama (Main PA)
   Setelah titik umpan balik sistem monitor selesai disetel, lakukan hal yang sama untuk sistem utama. Jika sistem utama stereo, matikan satu saluran terlebih dahulu, dorong fader input mixer, naikkan volume perlahan untuk mencari titik umpan balik. Setel satu saluran, matikan, lalu setel saluran lainnya. Setelah kedua saluran selesai disetel, nyalakan kedua saluran bersamaan dan periksa apakah masih ada titik umpan balik lain. Hilangkan lagi dengan equalizer.
   Tentang Penyetelan Suara
   Setelah masalah umpan balik teratasi, lakukan penyetalan suara.
   1. Mikrofon Vokal
   Gunakan satu mikrofon berkualitas tinggi sebagai referensi. Atur equalisasi saluran input mikrofon sehingga warna suara mikrofon sedekat mungkin dengan mikrofon referensi berkualitas tinggi. Setelah langkah ini, warna suara mikrofon umumnya sudah memenuhi kebutuhan sebagian besar vokalis. Kemudian mintalah vokalis mencoba mikrofon, dan lakukan penyesuaian halus pada equalisasi saluran mixer sesuai kebutuhan vokalis.
   Ruang kontrol sebaiknya cukup luas, ukuran spesifiknya dapat ditentukan berdasarkan jumlah rak peralatan dan jumlah personel.
   2. Menambahkan Efek
   Setelah warna suara asli mikrofon disetel, efek reverb dapat ditambahkan jika diperlukan. Gunakan efek reverb, pilih jenis reverb yang sesuai. Nyalakan output AUX yang sesuai di mixer, sambil mengatur input gain efek dan output gain AUX mixer. Bicaralah ke mikrofon, dengarkan apakah sinyal yang dikirim ke efek terlalu besar atau kecil; umumnya kendalikan sinyal ini di sekitar 0 desibel. Setel rasio campuran (mix) efek ke 100%, lalu naikkan perlahan output level efek. Periksa apakah level sinyal yang kembali ke mixer normal. Jika normal, setel output efek ke posisi yang sesuai berdasarkan kebutuhan spesifik vokalis.
   Setelah menambahkan efek, karena adanya reverb buatan, sangat mungkin muncul titik umpan balik baru. Umumnya titik umpan balik pertama muncul di frekuensi rendah. Output efek hardware biasanya disambungkan ke input line mixer. Pada saat ini, atur modul equalisasi pada saluran input ini untuk menghilangkan umpan balik.
   Dengan demikian, alur dasar penyetelan audio selesai.
   Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi berkembang pesat, produk digital berbasis jaringan dan produk analog kontrol digital pun bermunculan. Teknologi baru ini menyelamatkan teknisi audio dari tumpukan kabel dan peralatan. Dengan dukungan peralatan yang sangat canggih, teknisi audio lebih banyak berangkat dari sudut pandang seni dan perasaan, menghadirkan pertunjukan langsung berkualitas tinggi bagi penonton melalui teknik dan pengalaman yang rasional.